Friederich Wilhem Frobel (1782-1852)
Frobel merupakan salah seorang tokoh
pendidikan anak yang banyak memberikan pengaruh dalam pemikiran baru (modern) dalam
pengembangan anak usia dini,khususnya taman kanak-kanak. Pada tahun 1840 frobel
meresmikan sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama kindergarten.
Dari situ lah awal mula nama taman kanak-kanak.
Frobel memiliki prinsip tentang pendidikan
anak, bahwa dalam pendidikan anak itu sebagai :
1). Pengembangan autoaktivitas, maksud nya
adalah pendidikan yang berfungsi sebagai pengembang aktivitas. Pada dasar nya
anak usia dini itu termasuk individu yang sangat aktif sekali dalam hal-hal
kegiatan. Apabila terdapat anak yang belum menunjukan aktivitas, maka ia perlu
didorong untuk aktif dalam melakukan berbagai kegiatan yang produktif. Jadi,
dalam hal ini konteks pendidikan itu membuat anak selalu aktif dalam kegiatan.
2). Kebebasan atau suasana merdeka, maksudnya
anak akan tumbuh dan berkembang apabila dia di berikan kesempatan dalam suasana
yang bebas. Karena dari kebebasan itu lah anak akan mampu mengembang potensi
yang telah ada di dalam dirinya. Tidak hanya itu juga dari kebebasan itu anak
akan mengembangkan daya fantasi atau khayalannya dalam menciptakan sesuatu yang
fantasi bagi anak. Misalnya, membuat keranjan buah yang terbuat dari kertas
lipat, atau membuat tempat pensil dari botol bekas namun peralatan yang di
butuhkan sudah disediakan oleh guru nya. Sehingga anak hanya tinggal membuat
tempat pensil tanpa ada nya bahaya, dan karya-karya lain yang akan ia buat
sesuai dengan apa yang telah ia bayangkan.
Ki Hajar Dewantara (1922- )
Anak merupakan makhluk hidup yang memiliki
kodrat nya masing-masing. Dewantoro merupakan seorang tokoh yang berasal dari
Indonesia, berpandangan tentang pendidikan anak usia dini lebih menekankan pada
apa-apa yang menjadi sebuah kodrat nya. Jika kodrat nya baik, maka hal lainnya
pun akan baik; begitu pula sebaliknya.dan pendidik dalam pandangannya
merupakan seorang yang membantu dalam menuntun pada kodratnya yang lebih baik
lagi.
Jean-Jacques Rousseau (1712-1778)
Rousseau merupakan seorang tokoh naturalis,
sehingga di dalam teori yang ia kemukakan tentang PAUD pun, teori tentang
pendidikan yang dilakukan melalui pendekatan naturalistik. Menurut nya
pendidikan naturalistik adalah pendidikan teraplikasikan dari pertumbuhan anak
yang di biarkan secara alami tanpa membedakan anak satu dengan anak yang
lainnya. mereka di biarkan untuk bereksplorasi secara bebas namun tetap aman,
sedangkan orang dewasa hanya sebagai pendukung anak untuk berkembang secara
alami dan membantu anak membangun kesiapan belajar.
John Dewey (1859-1952)
John Dewey, adalah seorang tokoh beraliran
progesivisme yang hidup pada tahun 1859-1952. Disini ia mengemukakan pendidikan
itu lebih kepada minat anak dalam hal pembelajaran yang penting oleh anak.
Sehingga John Dewey ini dalam menentukan topik pembahasan dalam pembelajaran,
dan penyusunan kurikulum itu dipusatkan pada anak. Kenapa ? karena minat anak
lah yang menjadi suatu acuan bagi pendidikan yang John percaya. Cara pendidikan
yang ia kemukakan untuk anak yakni dengan cara pendidik harus lebih
melibatkan anak dalam kegiatan-kegiatan yang sedang di lakukan. Agar anak dapat
lebih menggerakan kegiatan fisik yang aktif untuk membantu perkembangan
kemampuan intelektual. Kenapa kemampuan intelektual ? karena minat yang
dimiliki oleh anak kelak akan menjadi suatu keahliannya dalam membangun
kehidupan nya kelak. Sebagai contoh anak memiliki minat terhadap dunia tentara,
setelah ia melihat ayahnya yang selalu disiplin dan tegas namun selalu terlihat
gagah. Jika minat tersebut ia terus pertahankan maka ia pasti akan memilih
pendidikan yang kiranya ia dapat menjadi seorang tentara. Entah itu ia akan
bersekolah disekolah yang pengelolanya para tentara-tentaranya langsung atau
hal lain sebagai nya, yang membuat pendidikan yang ia terima selama ia
bersekolah menjadi sebuah keahliannya untuk menjadi seorang tentaranya. Tidak
hanya dalam hal minat dewey memberikan teori nya akan pendidikan, tetapi Dewey
juga mengemukakan bahwa interaksi anak juga sangat diperlukan untuk memperoleh
pembelajaran dari lingkungannya.
MONTESSORI
Tokoh pendidikan anak usia dini,
Montessori, mengatakan bahwa ketika mendidik anak-anak, kita hendaknya ingat
bahwa mereka adalah individu-individu yang unik dan akan berkembang sesuai
dengan kemampuan mereka sendiri. Tugas kita sebagai orang dewasa dan pendidik
adalah memberikan sarana dorongan belajar dan memfasilitasinya ketika mereka
telah siap untuk mempelajari sesuatu. Tahun-tahun pertama kehidupan anak
merupakan masa-masa yang sangat baik untuk suatu formasio atau pembentukan.
Masa ini juga masa yang paling penting dalam masa perkembangan anak, baik
secara fisik, mental maupun spritual. Di dalam keluarga dan pendidikan
demokratis orang tua dan pendidik berusaha memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan yang dibutuhkan oleh anak. Oleh karena itu, baik dan tepat bagi
setiap orang tua dan pendidik yang terlibat pada proses pembentukan ini,
mengetahui, memahami perkembangan anak usia dini. Tapi sekolah kita belum
memiliki based line data yang holistik yang dapat memberikan berbagai informasi
tentang perkembangan behavior dan kesulitan belajar anak terhadap berbagai
subkompetensi materi sulit. Informasi ini sangat diperlukan untuk melakukan
treatmen secara berjenjang tentang perkembangan anak sejak usia dini sampai
mereka dewasa (SLTA).
Benang- benang Merah dari pandangan tentang Pendidikan
A.
J.H
Pestalozi (John Hemrich Pestalozi)
Dalam
pendidikan terdapat beberapa beberapa hal diantaranya:
1) Dasar
Pendidikan : Dasar sosial, dasar psikologis.
2) Tujuan Pendidikan : Mempertinggi derajat rakyat
dengan mengembangkan potensi jiwa anak secara wajar.
3) Isi Pendidikan : Anasir-anasir dalam pengajaran
berupa: bunyi, bentuk dan bilangan.
4) Lembaga Pendidikan : Rumah kerja, rumah yatim
piatu, lembaga pendidikan.
5) Metode Pendidikan : Azas peragaan dan azas perkembangan.
B. Friedrich Frobel (Jerman, 1782-1852)
1) Dasar Pendidikan : Segala dunia ini
merupakan unity dan deversity, perubahan ini kesatuan kepermacaman karena
adanya aktivitet dan kreativitet.
2) Tujuan Pendidikan : Perkembangan anak
secara bebas.
3) Isi Pendidikan : Bahan-bahan untuk latihan
fungsi, motoris, sensoris dan bahasa.
4) Lembaga
Pendidikan : Taman Kanak-kanak ”Casa dei Bambini”
5) Metode
Pendidikan : Azas aktivitet, kebebasan dan kerja sendiri.
C. Marta
Montessorl (Italia, 1870-1952, Tokoh Pendidikan Kanak-Kanak)
1) Dasar
Pendidikan : Pembentukan sendiri, masa peka, kebebasan, perbedaan individual.
2) Tujuan
Pendidikan : Perkembangan anak secara bebas.
3) Isi
Pendidikan : Bahan-bahan untuk latihan fungsi motoris, sensoris dan bahasa.
4) Lembaga
Pendidikan : Taman Kanak-Kanak ”Casa Dei Bambini”
5) Metode
Pendidikan : Azas aktivitet, kebebasan dan kerja sendiri.
ALIRAN-ALIRAN KLASIK DALAM PENDIDIKAN
1. Aliran Nativisme
Istilah
Nativisme dari asal kata natives yang artinya terlahir. Nativisme
adalah sebuah doktrin filosofis yang berpangaruh besar terhadap
pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini adalah Arthur
Schopenhauer(1788-1869), seoran filosofis Jerman. Airan ini identik
dengan pesimistisyang memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam.
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah di tentukan
oleh faktor-faktor yang di bawa manusia sejak lahir,pembawaan yang telah
terdapat pada waktu lahir itulah yang menentukan hasil perkembangannya.
Menurut aliran nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat
pembawaan. Dalam ilmu pendidikan pandangan seperti ini di sebut
pesimistis pedagogis.
Pendidikan
yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan
berguna untuk perkembangan anak itu sendiri. Bagi nativisme lingkungan
lingkungan sekitar tidak mempengaruhi perkembangan anak, penganut aliran
ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka dia akan
menjadi jahat, sebaliknya kalau anak mempunyai pembawaan baik maka dia
akan baik. pembawaan baik dan buruk ini tidak dapat di ubah dari luar.
Jadi
menurut pemaparan di atas telah jelas bahwa pendidikan menurut aliran
nativisme tidak bisa mengubah perkembangan seorang anak atau tidak
mempunyai pengaruh sama sekali. Karena menurut mereka baik buruknya
seoang anak di tentukan oleh pembawaan sejak lahir, dan peran pendidikan
di sini hanya sebatas mengembangkan bakat saja. Misalnya: seorang
pemuda sekolah menengah mempunyai bakat musik, walaupun orang tuanya
sering menasehati bahkan memarahinya supaya mau belajar, tapi fikiran
dan perasaanya tetap tertuju pada musik dan dia akan tetap berbakat
menjadi pemusik.
2. Aliran Naturalisme
Nature
artinya alam atau yang di bawa sejak lahir. Aliran ini di pelopori oleh
seorang filusuf Prancis JJ. Rousseau(1712-1778). Berbeda dengan
nativisme naturalisme berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan
mempunyai pembawaan baik, dan tidak satupun dengan pembawaan buruk.
Bagaimana hasil perkembangannya kemudian sangant di tentukan oleh
pendidkan yang di terimanya atau yang mempengaruhinya. Jika pengeruh itu
baik maka akan baiklah ia akan tetapi jika pengaruh itu jelek, akan
jelek pula hasilnya. seperti dikatakan oleh tokoh aliran ini yaitu J.J.
Rousseau sebagai berikut:”semua anak adalah baik pada waktu baru datang
dari sang pencipta, tetapi semua rusak di tangan manusia”. Oleh karena
itu sebagai pendidik Rousseau mengajukan “pendidikan alam” artinya anak
hendaklah di biarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya,
manusia atau masyarakat jangan banyak mencampurinya. Rousseau juga
berpendapat bahwa pendidikan yang di berikan orang dewasa malahan dapat
merusak pembawaan anak yang baik itu, aliran ini juga di sebut
negativisme.
Jadi
dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan. Yang di laksanakan adalah
menyerahkan anak didik kea lam, agar pembawaan yang baik itu tidak
menjadi rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan
itu. Rousseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat
yang serba di buat-buat sehingga kebaikan anak-anak yang di peroleh
secara alamiyah sejak saat kelahirannya itu dapat berkembang secara
sepontan dan bebas. Ia mengusulkan perlunya permainan bebas kepada anak
didik untuk mengembangkan pembawaannya, kemampuannya dan
kecenderungannya.
Jadi
menurut aliran ini pendidikan harus di jauhkan dari anak-anak, seperti
di ketahui, gagasan naturalism yang menolak campur tangan pendidikan,
sampai saat ini malah terbukti sebaliknya pendidikan makin lama makin di
perlukan.
3. Aliran Empirisme
Kebalikan
dari aliran empirisme dan naturalisme adalah empirisme dengan tokoh
utama Jhon Locke(1632-1704). Nama asli aliran ini adalah the school of
british empirism(aliran empirisme inggris).
Doktrin
aliran empirisme yang sangat mashur adalah tabula rasa, sebuah istilah
bahasa latin yang berarti buku tulis yang kosong atau lembaran kosong.
Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan dan
pendidikan dalam arti perkembangan manusia semata-mata bergantung pada
lingkungan dan pengalaman pendidikannya. Sedangkan bakat dan pembawaan
sejak lahir di anggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini para penganut
empirisme menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam
keadaan kosong dan tak punya kemapuan apa-apa.
Aliran
empirisme berpendapat berlawanan dengan aliran nativisme dan
naturalisme karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi
manusia dewasa itu sama sekali di tentukan oleh lingkungannya atau oleh
pendidikan dan pengalaman yang di terimanya sejak kecil. Manusia-manusia
dapat di didik menjadi apa saja(kearah yang baik maupun kearah yang
buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya. Dalam pendidikan
pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme pedagogis.
Dari
pemaparan dan contoh di atas jelas menurut pandangan empirisme bahwa
peran pendidik sangat penting sebab akan mencetak anak didik sesuai
keinginan pendidik. Tapi dalam dunia pengetahuan pendapat seperti ini
sudah tidak di akui lagi, umumnya orang sekarang mengakui adanya
perkembangan dari pengaruh pembawaan dan lingkungan. Suatu pembawaan
tidak dapat mencapai perkembangannya jika tidak di pengaruhi oleh
lingkungan.
Di
samping itu orang berpendapat bahwa dalam batas-batas yang tertentu
kita dilahirkan dengan membawa intelegensi. Di katakana dalam
batas-batas tertentu karena sepanjang pengetahuan kita tahu bahwa
intelegensi dapat kita kembangkan.
4. Aliran Konvergensi
Aliran
konvergensi merupakan gabungan dari aliran-aliran di atas, aliran ini
menggabungkan pentingnya hereditas dengan lingkungan sebagai
faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak hanya
berpegang pada pembawaan, tetapi juga kepada faktor yang sama pentingnya
yang mempunyai andil lebih besar dalam menentukan masa depan seseorang.
Aliran
konvergensi mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkemangan manusia itu
adalah tergantung pada dua faktor, yaitu: faktor bakat/pembawaan dan
faktor lingkungan, pengalaman/pendidikan. Inilah yang di sebut teori
konvergensi. (convergentie=penyatuan hasil, kerjasama mencapai satu
hasil. Konvergeren=menuju atau berkumpul pada satu titik pertemuan).
Menurut
William Stern(1871-1939), seorang anak di lahirkan di dunia sudah
disertai pembawaan baik maupun buruk. Bakat yang di bawa pada waktu
lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan
yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. sebaliknya lingkungan yang
baik dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada
diri anak tidak terdapat bakat yang di perlukan untuk pengembang itu.
sebagai contoh pada hakikatnya kemampuan anak berbahasa dengan
kata-kata, adalah juga hasil konvergensi. Pada anak manusia ada pebawaan
untuk berbicara dan melalui situasi lingkungannya anak belajar
berbicara dalam bahasa tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik
dalam mengembangkan pembawaan bahasanya, karena itu anak manusia
mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya.
Karena itu teori W. Stern di sebut teori konvergensi(memusatkan ke satu titik). Jadi menurut teori konvergensi:
Ø Pendidikan mungkin untuk di laksanakan
Ø Pendidikan
di artikan sebagai pertolongan yang di berikan lingkungan kepada anak
didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya
potensi yang kurang baik.
Ø Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Dari
ketiga teori tersebut jelaslah bahwa semua yang berkembang dalam diri
suatu individu di tentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya.
Seorang anak dapat berkata-kata juga di pengaruhi oleh dua faktor,
pembawaan dan lingkungan. Jika salah satu dari kedua faktor itu tidak
ada, tidaklah mungkin lepandaian berkata-kata dapat berkembang.
7. Pandangan beliau
dalam pendidikan awal kanak-kanak dikenali sebagai naturalisme.
Bagi Rousseau, naturalisme bermakna meninggalkan pengaruh masyarakat
yang penuh dengan kepura-puraan. Hal ini bermakna, kanak-kanak di ajar tanpa
sebarang pengaruh dari luar iaitu berlaku secara proses semula jadi dalam diri
kanak-kanak. Menurut Rousseau, kanak-kanak dilahirkan tanpa mewarisi sebarang
sikap-sikap yang buruk tetapi semula jadi yang baik. Alasan beliau pendidikan
awal kanak-kanak seharusnya bertindak balas dengan perkara-perkara yang baik
dan memberikan laluan kepada minat dan aktiviti yang spontan daripada kanak-kanak.
Segala alat, usaha dan juga
cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya.
2. Kodratnya itu tersimpan
dalam adat-istiadat setiap masyarakat dengan berbagai kekhasan, yang kesemuanya
itu bertujuan untuk mencapai hidup tertib dan damai.
3. Adat istiadat sifatnya
selalu berubah (dinamis).
4. Untuk mengetahui
karakteristik masyarakat saat ini diperlukan kajian mendalam tentang kehidupan
masyarakat tersebut di masa lampau, sehingga dapat diprediksi kehidupan yang
akan dating pada masyarakat tersebut.
5. Perkembangan budaya
masyarakat akan dipengaruhi oleh unsur-unsur lain, hal ini terjadi karena
terjadi pergaulan antar bangsa.
No comments:
Post a Comment