manajemen Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (Peranan
Kepemimpinan Dalam Manajemen PAUD)
PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN PAUD
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar
Masalah
Pemimpin (leader) adalah
seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bisa
bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan. Ada dua pendapat atau konsepsi tentang timbulnya kemampuan
seseorang untuk menggerakkan orang-orang lain dalam bekerjasama untuk mencapai
tujuan.
Pertama, Teori Genetik (pembawaan
sejak lahir). Dimasa lalu banyak orang percaya bahwa seseorang dapat menjadi
pemimpin karena darah atau keturunan. Teori ini biasanya hidup di kalangan
bangsawan. Misalnya dalam cerita pewayangan: Mahabrata, Ramayana, Panji, dan
sejarah kerajaan-kerajaan Hindu dan Islam di Indonesia. Dalam hal ini hanyalah
keturunan raja saja yang dapat menggantikan kedudukan ayah atau orang tuanya
untuk memerintah sebagai seorang pemimpin. Sebaliknya bukan atau tidak pernah
menjadi pemimpin, anak-anaknya dipandang tidak akan mampu menjadi pemimpin.
Dalam alam demokrasi sekarang ini, teori ini banyak ditentang.
Kedua, Teori Sosial. Teori sosial
mengatakan bahwa kepemimpinan bukannya diperoleh berdasarkan keturunan, tetapi
karena pengaruh situasi dan kondisi masyarakat. Dengan perkataan lain
teori ini menyatakan bahwa semua orang dapat saja menjadi pemimpin asal
memiliki bakat-bakat yang cukup dapat dikembangkan melalui pendidikan, pengalaman,
dan latihan tergantung pula akan ada tidaknya kesempatan serta iklim yang
memungkinkannya menjadi pemimpin. Teori sosial ini sekarang lebih banyak
dipakai karena lebih sesuai dengan alam demokrasi dan tuntutan hak-hak asasi
manusia[1].
Dalam kenyataannya, tidak semua
orang yang menduduki jabatan pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin atau
memiliki kepemimpinan, sebaliknya banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan
tetapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti yang
sebenarnya.
Saat ini di Indonesia telah
berkembang sebuah system pendidikan baru yang berfokus pada anak usia dini,
karena pengetahuan mengenai pentingnya pendidikan untuk anak usia dini telah
berkembang pesat dan menyadarkan orang-orang dewasa di sekeliling anak usia
dini. Begitu pula dengan dana dukungan pemerintah, maka kini bermunculan
lembaga pendidikan untuk anak usia dini. Namun ironisnya lembaga PAUD ini pada
kenyataannya sering berjalan tidak sesuai harapan pemerintah maupun orang tua
yang menyekolahkan anaknya di lembaga tersebut. Dikarenakan banyak masalah yang
timbul kemudian termasuk masalah kepemimpinan dalam manajemen PAUD.
Pengelolaan
pendidikan bukanlah mengelola sebuah tempat usaha barang, melainkan mengelola
sumber daya manusia dengan peradaban dimasa mendatang. Suatu bencana besar
ketika manusia mengelola pendidikan hanya dilihat dari kacamata pribadi, orang
yang demikian ini termasuk melemahkan generasi mendatang. Begitu pula bagi
orang yang mengembangkan pendidikan hanya mengandalkan kekuasaan atau power
semata. Untuk itulah dibutuhkan formula yang tepat dalam mengatur segala
permasalahan manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta kepemimpinan yang
handal yang memahami posisinya sebagai pemimpin dengan benar.
B. Ruang Lingkup
Untuk membatasi pembahasan masalah dalam makalah kali
ini, maka dibuat ruang lingkup yang akan memetakan permasalahan apa saja yang
akan dibahas berikutnya.
1. Pengertian
kepemimpinan
2. Pengertian
manajemen PAUD
3. Peranan
kepemimpinan mengutip dari pemikiran Joseph J Caruso (Roles and
Responsibility)
a. Peranan
Pemimpin sebagai direktur pelaksana/pemimpin pelaksana
b. Peranan
Pemimpin sebagai pemimpin program pelaksanaan
c. Peranan
Pemimpin sebagai coordinator pendidikan
d. Peranan
Pemimpin sebagai kepala sekolah
e. Peranan
Pemimpin sebagai guru
f. Peranan
pemimpin sebagai penanggung jawab training dari Perguruan Tinggi
g. Peranan
pemimpin sebagai penasihat himpunan perkembangan anak
h. Peranan
pemimpin sebagai konsultan
4. Peranan
kepemimpinan menurut Marjory Ebbeck
C. Tujuan
pembahasan
1. Agar setelah
melakukan diskusi dengan bahan permasalahn dari makalah ini, penulis
khususnya serta para pembaca dapat memahami arti dari kepemimpinan terutama
dalam manajemen PAUD
2. Selain itu,
agar dapat memahami dengan benar peranan kepemimpinan yang luas dan beragam
dalam manajemen PAUD
D. Manfaat pembahasan
Manfaat yang didapat dari penulisan ini bagi penulis khususnya adalah dapat
memahami serta mudah-mudah dapat mengaplikasikan ilmu tentang peranan
kepemimpinan dalam manajemen PAUD. Begitu pula dengan para pembaca pada umunya
B A
B II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dari kepemimpinan
Sekarang
ini, hampir tidak ada pendapat yang sama mengenai kepemimpinan, khususnya pada
lembaga atau manajemen PAUD. Dan kita juga tidak memiliki daftar pengetahuan mengenai
kepemimpinan dan apa yang dapat kita harapkan dari seorang pemimpin.
Pada awal
tahun 1990, sebuah kelompok(himpunan) pendidikan di finlandia, Inggris,
Australia, Amerika, dan Rusia mendirikan International Leadership Project (ILP)
untuk mengeksplor konsep kepemimpinan pada pengelolaan pendidikan anak usia
dini di Negara mereka. Model kepemimpinan ILP konteksnya ditenpatkan dalam
kerangka lingkungan dimana anak, orang tua, dan anggota (staf) lembaga PAUD
diorganisir sebagai system sosial yang lebih luas. Hal ini telah dimunculkan
bahwa kepemimpinan timbul melalui interaksi antara berbagai peranan dan
struktur dalam organisasi yang berbeda.
Berbagai
tantangan yang ditemui telah memastikan (menyeleksi) secara alami dan
signifikan kepemimpinan pada pendidikan anak usia dini, hal ini sama baiknya
dengan eksplorasi berbagai peran dan tanggung jawab yang melekat pada
kepemimpinan dalam bermacam konteks sosial.[2]
Berbagai
macam definisi dari kepemimpinan:
“ kepimimpinan adalah sebuah penataan hubungan
timbal balik, bukan sesuatu yang statis/kaku (tidak berubah” ( Morgan
1997:13)
“kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain, terutama dengan cara menyatukan orang-orang untuk menghadapi
tantangan dalam meraih tujuan” (Chapman & O’Neil 200:2)
“kepemimpinan adalah komoditas yang mudah berubah
(pecah/retak), diperoleh dengan waktu yang lama dan berulang-ulang,
kepemimpinan dapat tumbuh(bertanbah) pada individu (pemimpin itu sendiri)
maupun organisasi” (Kagan & Bowman 1997)
“kepemimpinan berarti(dapat diartikan
sebagai) dua hal, mengelola hari ini dan mengarahkan untuk masa depan” (Nivala
1998:15)
”kepemimpinan adalah memiliki tujuan penuh kebiasaan
dalam mempengaruhi orang lain untuk berkontribusi pada tujuan umum yang telah
disetujui untuk keuntungan individu dan juga organisasi atau kebaikan
umum(bersama)” (Sarros & Butchatsky 1996:3)
Dari
beberapa definisi di atas, jelas bahwa kepemimpinan merupakan multibidang atau
mencakup berbagai bidang pekerjaan/ peranan dan mungkin dapat dijelaskan dengan
berbagai cara. Ada persetujuan/ kesamaan pendapat diantara para penulis bahwa
kepemimpinan tumbuh melalui interaksi dengan orang lain, dan kerjasama yang
tersusun antara pemimpin dan pengikut adalah hal penting yang menopang
kepemimpinan. Dengan kata lain, ada banyak cara untuk menjelaskan keahlian yang
esensi dan karakteristik dari pemimpin.
Mengutip
dari Rodd 1998 ada lima kunci kepemimpinan yang efektif adalah kemampuan
pemimpin untuk:
1. Menyediakan
sebuah pandangan dan mengkomunikasikannya
2. Membangun
budaya kelompok
3. Membuat
tujuan dan sasaran-sasaran
4. Memantau dan
meningkatkan komunikasi, dan
B. Pengertian
Manajemen PAUD
Imron Arifin yang juga ketua Yayasan Pendidikan Anak Saleh Malang dan
Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Malang, menerangkan dalam Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar,
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal,
dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak
(TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat, dan melalui
jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan
anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Lalu PAUD berbentuk pendidikan
keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan lingkungan.[4]
Manajemen Program PAUD adalah manajemen pendirian PAUD (membuka lembaga PAUD baru dan manajemen perbaikan/pembenahan PAUD(improvisasi manajemen PAUD yang sudah berjalan)). Persyaratan minimal manajemen PAUD yaitu, ada peserta didik usia dini (0-6 tahun), ada penyelenggara berbadan hukum, ada pengelola PAUD (TPA, KB, BKB, TK, dll), ada pendidik dan tenaga kependidikan PAUD. Juga tersedia saran dan prasarana pendidikan, memiliki menu generik (kurikulum), memiliki program kegiatan belajar-bermain dan mengajar (PKBM), dan tersedia sumber dana untuk pelaksanaan atau operasional pendidikan.
Manajemen Program PAUD adalah manajemen pendirian PAUD (membuka lembaga PAUD baru dan manajemen perbaikan/pembenahan PAUD(improvisasi manajemen PAUD yang sudah berjalan)). Persyaratan minimal manajemen PAUD yaitu, ada peserta didik usia dini (0-6 tahun), ada penyelenggara berbadan hukum, ada pengelola PAUD (TPA, KB, BKB, TK, dll), ada pendidik dan tenaga kependidikan PAUD. Juga tersedia saran dan prasarana pendidikan, memiliki menu generik (kurikulum), memiliki program kegiatan belajar-bermain dan mengajar (PKBM), dan tersedia sumber dana untuk pelaksanaan atau operasional pendidikan.
Ditambahkan, dalam manajemen PAUD mempunyai orientasi layanan berupa layanan
kesehatan dan gizi (pertumbuhan, layanan kecerdasan dan psikologis, layanan
sosial dan sikap (emosional), layanan keagamaan dan spiritualisasi. Hal ini
bertujuan agar anak usia dini yang terdidik dapat memiliki pengalaman belajar,
otak berkembang optimal, pertumbuhan fisik yang sehat, perkembangan psikososial
positif, dan bertumbuh sesuai dengan dunia anak.
Selain substansi pengelolaan program PAUD yang meliputi manajemen personalia
atau SDM, kurikulum (menu) kegiatan bermain dan belajar kemudian manajemen
peserta didik, manajemen keuangan lembaga, dan manajemen humas serta manajemen
sarana- prasarana.
Dalam hal ini Imron Arifin pun menegaskan bahwa di dalam manajemen keuangan lembaga harus jelas yaitu pembukuan keuangan yang akuntable, pembukuan sumbangan-sumbangan, pelaporannya dan pertanggungjawaban, pelaporan keuangan dana bantuan dari pemerintah dan instansi terkait. Selain itu pun juga harus memiliki manajemen pendukung keuangan yang juga mempunyai pembukuan usaha-usaha ekonomi PAUD, dan pembukuan khusus dana-dana keagamaan, serta pembukuan keuangan POMG.
Dalam hal ini Imron Arifin pun menegaskan bahwa di dalam manajemen keuangan lembaga harus jelas yaitu pembukuan keuangan yang akuntable, pembukuan sumbangan-sumbangan, pelaporannya dan pertanggungjawaban, pelaporan keuangan dana bantuan dari pemerintah dan instansi terkait. Selain itu pun juga harus memiliki manajemen pendukung keuangan yang juga mempunyai pembukuan usaha-usaha ekonomi PAUD, dan pembukuan khusus dana-dana keagamaan, serta pembukuan keuangan POMG.
C. Peranan kepemimpinan mengutip
dari pemikiran Joseph J Caruso (Roles and Responsibility)
Peranan kepemimpinan pada posisi seorang pemimpin dalam manajemen PAUD sangat
beragam, biasanya pemimpin memiliki banyak peran, seperti sebagai direkrur
pelaksana, koordinator pendidikan, kepala sekolah, dll. Seluruh pekerjaan di
atas, mempunyai nama dan istilah masing masing. Seringkali seorang pemimpin
harus mengerjakan lebih dari satu pekerjaan. Dan sebaliknya, jarang sekali
seorang pemimpin dalam manajemen PAUD hanya mengerjakan satu jenis tugas dalam
kepemimpinannya.
Kepemimpinan ini merupakan posisi yang mengemban banyak peran dan tanggung
jawab, seperti, pemilik lembaga, pemimpin guru (kepala sekolah), pemimpin
perpustakaan, dll. Pemimpin juga harus memiliki pengalaman yang beragam atau
pernah menjalankan tugas (peran) rangkap, seperti, menyelesaikan konflik
anggota (staf), mengatasi stres, dan menyadarkan anggota atas peran dan tugas
mereka sehingga mereka menemukan bahwa mereka tidak memiliki waktu atau sumber
untuk semua keluhan mereka. Dengan kata lain para anggota/staf harus dihimbau
agar bekerja lebih efisien dan efektif, dan ini hanya bisa dilakukan oleh
pemimpin yang baik dan memahami perannya dengan benar.
1. Peranan
Pemimpin sebagai direktur eksekutif/pemimpin pelaksana (executive director)
Pemimpin/direktur eksekutif biasanya adalah kepala administrasi pada
sebuah pengelolaan manajemen PAUD yang besar dan bertugas melaporkan langsung
pada dewan pengurus. Direktur eksekutif bertugas mengawasi seorang asisten,
koodinator beberapa program pelayanan sosial dalam lembaga, memimpin program
pada berbagai tempat, dan memimpin seluruh pegawai melalui sebuah pusat
rangkaian tugas. Pemimpin model ini seperti pemimpin yang lebih tinggi dari
tingkat staf langsung namun memiliki sedikit kontak pribadi dengan staf yang
bertanggung jawab pada anak dalam sebuah lembaga pendidikan AUD.
2. Peranan pemimpin sebagai pemimpin program (program director)
Pemimpin program adalah administrator yang bertanggungjawab akan berjalannya
suatu program. Tanggung jawab pemimpin program biasanya, menjadi pengelola
administrasi, pemantau, dewan pengurus pertemanan/kerjasama, dan komunitas
kerja sama, dan sebagian besar sebagai guru.
Diantara tugas tugas mereka adalah memelihara pemenuhan yang sesuai dengan
hukum/peraturan, merekrut staf dan anak, membuat anggaran belanja dan
mengumpulkan dana, memantau dan mengevaluasi staf, memimpin program evaluasi tahunan,
bekerja sama dengan orang tua dan lembaga PAUD lainnya serta berbagai Instutusi
pendidikan lainnya, merencanakan kurikulum, melaporkan dan mengerjakannya
dengan dewan pengurus, mengawasi pemeliharaan fasilitas dan perlengkapan, dan
perencanaan makanan yang dimasak di sekolah.
Karena pemimpin program selalu ada di tempat dan bekerja langsung di kelas atau
di luar kelas (ruang staf). Pemantauan menjadi lebih luas dari direktur
eksekutif. Program administrasi atau mengajar dapat mengambil banyak dari waktu
pemimpin ini.
3. Peranan pemimpin sebagai koordinator pendidikan
Koordinator pendidikan adalah yang memberikan batasan dan lebih fokus pada
kepemimpinan [rogram. Tanggungjawabnya adalah untuk mengawasi komponen
pendidikan/pembelajaran dari sebuah lembaga pendidikan atau program yang
memastikan bahwa kelas dan staf berfungsi sesuai dengan garis pedoman program
untuk memberikan keuntungan terbaik bagi anak. Koodinator ini bekerja pada area
pengembangan staf, training dan kurikulum, dengan pembagian waktu yang telah
disepakati.
Pada program yang lebih kecil, koordinator program mengawasi staf yang bekerja
langsung dengan anak(mengajar anak) dan juga diawasi oleh pemimpin program.
4. Peranan pemimpin sebagai kepala guru/pemimpin guru (head teacher)
Tidak sepeerti pemimpin program dan koordinator pendidikan, yang lebih banyak
bekerja dengan orang dewasa, kepala sekolah mempunyai tanggung jawab utama
berkerja dengan anak. Biasanya dikarenakan pengalaman, pendidikan, pelatihan,
dan atau demontrasi keahlian guru kelas maka ia menjadi kepala guru/sekolah.
Pemimpin guru biasanya mengawasi pekerjaan dari beberapa kelas. Mereka
mengawasi guru lain, dan diawasi oleh koordinator pendidikan atau pemimpin
program. Sebagai kepala/pemimpin guru berusaha untuk menyatukan dua
tanggungjawab dengan mengajar dan mengawasi.
Diantara tugas spesifik dari kepala/pemimpin guru adalah tiba lebih dulu di
kelas untuk mempersiapkan dan menata bahan untuk aktivitas hari itu, menyiapkan/memeriksa
kehadiran harian, dan meneliti hasil rekaman pengamatan anak-anak, memberikan
bantuan dalam perencanaan program orangtua, menghadiri pertemuan evaluasi
dengan lembaga pelayanan sosial, menata/merencanakan konferensi(pertemuan)
tahunan dengan masing-masing orang tua, membuat acara perpisahan/penyerahan,
mengawasi anggota tim yang lain, mengajar anak, dan merencanakan serta memimpin
pertemuan anggota (team guru).
5. Peranan pemimpin sebagai guru
Guru anak usia dini seringkali menjadi pengawas
seorang asisten(guru pendamping, atau membayar seorang relawan, dalam rangka
menambah tenaga kerja untuk mendidik dan mengurus anak-anak. Guru biasanya
diawasi oleh pemimpin guru, koordinator, dan pemimpin program.
6. Peranan pemimpin sebagai penanggung jawab training dari Perguruan tinggi
(college supervisor)
College supervisor adalah seorang anggota fakultas dari sebuah perguruan
tinggi yang bertanggung jawab untuk melatih dan mengawasi beberapa individu
yang beraspirasi untuk bekerja pada lembaga PAUD. Kadang-kadang mereka
mengawasi pembantu/relawan yang berpengalaman yang bekerja pada program spesial
atau untuk tingkat yang lebih tinggi. Seringkali, mereka mengawasi mahasiswa
yang berencana mengajar anak usia dini.
7. Peranan pemimpin sebagai penasihat perkumpulan/asosiasi perkembangan anak
(child development assosiate (CDA) advisor)
Penasihat ini mungkin bagian dari program pelatihan CDA, atau pekerja
freelance(bebas) dengan staf di kelas yang dengan surat kuasa dari CDA.
Penasihat ini juga sering bekerja sama dengan sebuah perguruan tinggi,
universitas, atau berbagai sumber dan pelatihan atau lembaga training, namun
mungkin diikuti oleh seorang staf dari lembaga mereka sendiri atau
lembaga pendidikan lainnya.
8. Sebagai konsultan (consultant)
Konsultan dari lembaga pelatihan, kadang berkerja di tempat dengan sebuah
program dengan seluruh atau seorang guru. Mereka mungkin juga bekerja dengans
staf melalui kelompok diskusi. Hal ini adalah bentuk dari pengawasan pada
program pemeliharaan anak dalam keluarga (family child care).[5]
D. Peranan kepemimpinan menurut Marjory
Ebbeck
1. Peranan pemimpin
sebagai orang yang membangun dan menyampaikan pilosofi dari visi dan misi.
2. Peranan
pemimpin sebagai orang yang menyampaikan (mengajarkan, mengerjakan) kualitas
pelayanan (dalam pelayanan PAUD)
3. Peranan
pemimpin sebagai orang yang melakukan profesionalitas secara terus menerus dan
mendorong seluruh anggota (staff) untuk melakukan hal yang sama.
4. Peranan
pemimpin sebagai orang yang bertanggung jawab dan bersikap (berbuat./bertingkah
laku) sebagai pendukung/penyokong anak, orang tua, staf, profesinya, dan
komunitas umum.
5. Peranan
pemimpin sebagai orang yang membangun kolaborasi dan gaya kerjasama dalam
kepemimpinan
6. Peranan
pemimpin sebagai orang yang sensitive dan responsive terhadap perubahan
perubahan yang dibutuhkan serta mengelola perubahan dengan efektif
No comments:
Post a Comment