1.Keterkaitan ICT dalam lingkup pendidikan anak
usia dini
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan di dunia pendidikan. Dunia pendidikan hendaknya mengadakan inovasi yang positif untuk kemajuan pendidikan dan sekolah. Teknologi pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran yang konvensional menjadi nonkonvensional .Sehingga melalui teknologi,
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan baik dibidang ekonomi, politik, kebudayaan seni dan bahkan di dunia pendidikan. Dunia pendidikan hendaknya mengadakan inovasi yang positif untuk kemajuan pendidikan dan sekolah. Teknologi pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran yang konvensional menjadi nonkonvensional .Sehingga melalui teknologi,
.Seperti yang kita ketahui bersama bahwa anak usia
dini (0-6 tahun) adalah masa yang paling potensial untuk membangun dan menumbuh
kembangkan potensi dalam diri anak. Pada usia dini ini juga anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat peka. Hal ini menjadi penting untuk
dibahas oleh kita semua terutama pemerintah untuk menciptakan PAUD yang bermutu
dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,
menciptakan generasi yang unggul,
berdaya saing tinggi dan tak melupakan nilai-nilai moral dan kebangsaan, juga
dalam rangka mempersiapkan anak Indonesia yang sehat, mandiri, dan mampu
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka dari itu, pemerintah
mencanangkan pembelajaran PAUD yang berbasis pada TIK.
2.Fungsi dan Peranan ICT Dalam lingkup Pendidikan anak
usia dini
Dalam lingkup pendidikan anak usia dini guru/pendidik
mampu memberikan Pembelajaran menggunakan ICT yang dapat membantu siswa untuk
dapat mengakses, memilih dan menginterpretasikan informasi; mengenali pola,
hubungan dan perilaku; evaluasi secara cepat dan akurat sehingga anak bisa
langsung memperbaikinya; meningkatkan efisiensi; menjadi kreatif dan mengambil
risiko; memperoleh kepercayaan diri dan kemandirian tetapi dalam melakukan hal
itu anak usia dini masih perlu bimbingan serta pengawasan orang tua yang ketat.
Disamping itu Guru dan orang tua harus memilih
atau membuat tugas-tugas dalam pembelajaran.Misalnya pada sub matematika dengan
menggunakan tampilan gambar yang menarik, bervariasi, merangsang rasa ingin
tahu. Guru juga dapat menggunakan media lainnya seperti kalkulator, papan tulis
interaktif dan alat bantu audiovisual lainnya, bersama-sama dengan berbagai
paket perangkat lunak. Internet juga dapat digunakan untuk merancang
tugas-tugas belajar yang efektif, seperti simulasi problem-solving. Dengan
menggunakan ICT juga dapat merangsang seluruh kegiatan kelas dan dapat
mempengaruhi cara guru dalam mengajarkan topic tertentu, seperti dalam
mengenalkan konsep matematika..Meskipun menggunakan ICT tetapi peralatan tulis
menulis tetap digunakan..
Selain itu Dalam rangka menciptaan model – model
pembelajaran yang inovatif, maka pembelajaran berbasis TIK sangatlah berperan
untuk peningkatan mutu peserta didik,Misalnya saja Komputer kini tengah menjadi
salah satu media pembelajaran untuk anak usia dini. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya program-program komputer dalam bentuk CD.
Pembelajaran melalui komputer yang diterapkan pada anak usia dini tentunya dapat menstimulasi kecerdasan mereka, misalnya kecerdasan kognitif mengenai pemahaman konsep bilangan maupun kecerdasan bahasa dan mengasah kemampuan untuk berpikir kritis.
Pembelajaran melalui komputer bagi anak dapat menstimulasi koordinasi mata dengan ketepatan gerak tangan dengan belajar menggunakan mouse. Secara tidak langsung pembelajaran melalui komputer juga membantu perkembangan motorik halus.
Pembelajaran melalui komputer yang diterapkan pada anak usia dini tentunya dapat menstimulasi kecerdasan mereka, misalnya kecerdasan kognitif mengenai pemahaman konsep bilangan maupun kecerdasan bahasa dan mengasah kemampuan untuk berpikir kritis.
Pembelajaran melalui komputer bagi anak dapat menstimulasi koordinasi mata dengan ketepatan gerak tangan dengan belajar menggunakan mouse. Secara tidak langsung pembelajaran melalui komputer juga membantu perkembangan motorik halus.
Adapun manfaat bermain computer :
a. Melatih logika. Saat bermain game, anak-anak harus menggunakan berbagai strategi untuk memenangkan permainan. hal ini dapat melatih penggunaan logika, menganalisa, dan memecahkan masalah yang sedang dihadapi
b. Melatih kemampuan spasial. Melalui game permainan, kemampuan spasial anak yang berhubungan dengan kecerdasan gambar dan bervisualisasi akan terasah. Kemampuan ini akan berpengaruh dengan kemampuan berhitung mereka. Selain itu, permainan juga akan membantu penggunaan motoric halus anak.
c. Kemampuan membaca. Bagi anak yang belum lancar membaca, game konsol bisa jadi alat yang tepat untuk membantu belajar membaca. Seperti di ketahui ada beberapa game ada yang bersifat edukasi dan bisa membantu anak untuk belajar dengan cara yang lebih asyik. Selain itu, saat bermain anak juga diharuskan membaca setiap perintah yang diberikan oleh tokoh game dan narator game. Maka, secara tak langsung anak bisa belajar membaca dan mengeja secara signifikan.
d. Stimulasi otak. Dalam game permainan ada yang bisa membuat permainan sendiri sesuai dengan yang diinginkannya. Hal tersebut bisa membantu stimulasi otak dan proses berpikir untuk menciptakan skenario yang panjang dan rumit sebagai bagian dari pengembangan kreativitas mereka.
e. Mengembangkan imajinasi. Permainan bisa membantu anak untuk mengembangkan imajinasi mereka. Anak bisa menggunakan imajinasi ini untuk menyeimbangkan berbagai kejadian dalam film dan diaplikasikan dalam dunia nyata (yang relevan dan postif)
f. Penggunaan bahasa Inggris. Salah satu game anak yang disukai adalah konsol dan game online. game ini banyak dibuat oleh perusahaan luar negeri yang mempergunakan bahasa Inggris
Harus kita ketahui bahwa tujuan pembelajaran TIK pada
anak usia dini adalah mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi termasuk
didalamnya pengenalan terhadap komputer. Pada tahap PAUD, anak masih dalam
batas mengenalkan komputer, bagian dan fungsi komputer itu sendiri, menggunakan
komputer dengan benar; seperti cara menghidupkan dan mematikan komputer, tertib
menggunakan komputer. Pembelajaran ini menurut saya sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak usia dini seperti perkembangan kognitif, afektif, maupun
sosial-emosional.
1. Perkembangan kognitif.
Dengan adanya pembelajaran ini, anak dapat belajar berhitung menggunakan aplikasi
kalkulator yang ada pada komputer, mengenal bentuk geometri, mewarna,
menggambar pemandangan yang disukai, mengelompokkan benda-benda yang sejenis,
membuat cerita sederhana atau membuat kartu ucapan untuk teman atau orang-orang
yang disayangi. Semua itu dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi-aplikasi
yang terdapat pada komputer.
2. Perkembangan afektif.
Misalnya : Suatu program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip
suara atau video yang isinya menggugah perasaan.
Perkembangan soaial-emosional. Aspek yang
lain yang dapat digali dalam pembelajaran komputer adalah bagimana ia
berinteraksi dengan teman, latihan berbagi, bekerja sama. Hal ini bisa
dilakukan oleh guru untuk mengkondisikan pembelajaran komputer secara bergantian,
atau berkelompok untuk materi-materi yang membutuhkan problem solving
3.Implementasi ICT dalam lingkup pendidikan anak usia
dini
Teknologi bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda,
yang memiliki sisi positif dan negatif. Sehingga implementasinya pun akan
berbeda pada setiap usia perkembangan anak.
Pada anak usia dini 0 – 8 tahun sesuai dengan konvensi
anak dunia, serta 0 – 6 tahun menurut konsep pendidikan yang ada di Indonesia,
maka banyak cara mengenalkan teknologi pada anak usia dini, yaitu :
1. Usia 0 – 2 tahun: Pada perkembangan anak usia ini,
anak mulai belajar mendengar dan mengenal sekitarnya, dari
rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan melalui gerakan, serta suara.
Kemudian anak mulai menirukan ketika mereka mulai belajar berbicara.
Pemberian ITC pada usia anak demikian, dapat melalui multimedia dengan cara
diputarkan lagu-lagu rohani atau lagu anak. Mengenalkan warna juga dapat
melalui multimedia dengan memutarkan film-film kartun anak, yang tentunya
mendidikan. Mengapa? Karena film-film kartun saat ini pun memiliki unsur warna
yang beragam, sehingga anak dapat mengenalnya walau tidak sekaligus, tetapi
warna-warna yang dominan. Hal ini pun dapat membantu pembentukan karakter anak.
2. Usia 3 – 4 tahun: Pada usia ini, anak mulai menggunakan
kalimat yang hampir lengkap, hal ini dapat dilihat dari cara mereka menanyakan
sesuatu hal. Menurut Piaget, cara anak mengajukan pertanyaan menunjukkan
perkembangan kognitif seorang anak. Pada anak yang berasal dari latar belakang
orang tua otoriter, anak kurang belajar berbicara, ketimbang dalam
keluarga yang demokratis, dimana anak bukan saja belajar “mendengar” tetapi
juga “didengar”. Oleh karenannya penting diberikan ITC melalui
multimedia, dengan cara seperti pada usia anak 0 – 2 tahun, tetapi cara
pembelajarannya sedikit meningkat disesuaikan dengan usia anak yang telah dapat
menerima rangsangan lebih banyak. Misalnya mulai diajarkan melafalkan
ayat-ayat suci Al Qur’an, atau dikenalkan cerita-cerita Kitab Suci melalui
film-film, tentu saja perlu pendampingan orang tua sehingga dapat terlihat
sejauh mana anak mampu untuk belajar. Semakin banyak kesempatan anak
belajar untuk berbicara, dapat membantu anak menumbuhkan rasa percaya dirinya
sehingga pada usia sekolah mereka dapat mengenalkan dan mengungkapkan dirinya
secara lisan.
3. Usia 5 – 6 tahun: Pada usia ini, pengenalan dunia
ITC sudah lebih meningkat. Pengenalan dapat berupa pengenalan perangkat keras
komputer (hardware) yang bisa dilihat dan dipegang langsung oleh anak, misalnya
: CPU, Monitor, Mouse, Keyboard dan Printer. Pengenalan perangkat keras
ini juga dilengkapi dengan penjelasan fungsi dari masing-masing alat dengan
cara langsung dipraktekkan (learning by doing).
4. Usia 7 – 8 tahun: pada usia ini, pengenalan dunia
ITC sudah masuh pada tingkat program interaktif, dimana anak sudah bisa
berinteraksi dengan program aplikasi pembelajaran.
No comments:
Post a Comment